Wednesday, September 15, 2010

Mau baca Novel? Lihat ini,.. (want to read novel? Look This,..)

Bagi Anda penggemar novel, ada satu yang unik, berikut ini novel buatan saya sendiri yang jauh berbeda dengan novel buatan orang lain. Mengapa??? Lihat saja novel horor Edisi pertama yang begitu membuat jantung berdegup kencang akibat ingin cepat tahu ke Edisi berikutnya. Untuk itu, dimohon para pembaca yang ingin meminta Edisi berikutnya, kirimkan komentar anda semua di blog ini atau anda juga bisa mengirimkan komentar anda di email : nad_1k@rocketmail.com . Thank U All................
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
For you are novel fan, there one unique, follow product novel myself far differ from another person product novel. Why? ? ? See first novel horor edition so makes heart ticks tight consequence wants fast know to edition next. For that, requested readers that want to ask editions next, send comment you all at blog this or you also can send your comment at email: nad_1k@rocketmail. com. Thank u All. . . . . . ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kutukan Desa Hantu

Tugas akhir semester kuliah telah usai, kini saatnya teman remaja berlima itu ( Roki, Evan, Anton, Sunita, dan Rini) berlibur ke rumah nenek Roki di Medan yang cukup jauh dari tempat tinggal mereka di Salatiga. Anton gak mau naik pesawat, banyak sekali alasannya. Roki memutuskan bahwa, “kita naik mobil saja, jadi nanti sampai medan bisa jalan – jalan ke Danau Toba”, ujarnya.
Hari sudah sore mereka berangkat dari Salatiga jam 6 sore. Sampai di Cirebon, tiba – tiba mobil mereka mogok akibat kehabisan bensin, Evan salah satu teman mereka mencari pom bensin terdekat. Tiba – tiba Evan bertemu dengan nenek yang menjual bensin. “untung ada nenek, nek tolong isikan bensin saya”. “baik, berhati – hatilah kalian sebab maut akan datang jika setelah sampai di Bakahuni nanti, jangan sekali – kali kalian menjulurkan tangan ke udara”. Rini tidak menggubris nasehat Nenek itu, “udah lah Nek, buang – buang waktu kami saja”. Mereka berlima melanjutkan perjalanan ke Medan. Tak terasa hari semakin malam, Sunita merasa kedinginan di mobil, karena AC yang terus menghembuskan udara malam. Anton yang mengendarai mobil langsung mematikan AC. Rini dan Evan sudah lelap tidur tidak menghiraukan temannya yang kedinginan.
ari sudah pagi, tak terasa mereka sudah sampai di penyebrangan Merak (Banten). Mereka menunggu antrean mobil yang ingin menyebrang ke Bakahuni (Lampung). Di dalam kapal Sunita memikirkan hal yang disampaikan nenek tua itu tadi dalam benak dia, dia berkata, “Apa maksud nenek tua penjual bensin tadi.” Di Tingkat atas kapal, Rini yang tengah asyik melihat – lihat pemandangan di sekitarnya dia terpaku melihat gunung yang besar, tiba – tiba terusik oleh suara aneh yang menyerupai suara nenek tua itu tadi. Suara itu mengatakan, “Ingat, jika sampai kalian melanggar perintah yang ku berikan, kalian akan tahu akibatnya dan kalian tidak akan kembali dengan selamat.” Rini terkejut mendengar suara itu. Rini segera memberitahu Evan, “Van, tadi aku mendengar suara aneh dari gunung krakatau.” “Alah, mungkin itu cuma perasaan kamu aja kali, jangan terlalu dipikirkan”. ujar Evan. Rini tetap membantah, “tapi, Van ?”. “udah ga usah pake tapi – tapi ayo kita sekarang makan siang di kantin kapal.” Rini masih belum mengira hal yang barusan dia alami. Dalam hati dia berkata, “Iya ini mungkin hanya firasatku saja.”

   Evan dan Rini makan siang di kantin kapal. Rini bercerita pada Evan,      “ Van, aku ga habis pikir, kenapa ya nenek tua penjual bensin tadi bercerita begitu pada kita ?”. “mungkin nenek tadi hanya bermaksud menasehati kita saja, Rin.” Tiba – tiba setelah Evan dan Rini asyik ngobrol, dari belakang Rini ada yang megang,“Wah,….hi…hi…hh.” membuat Rini hampir pingsan saking terkejutnya. “Oh ternyata Anton teman paling jahil sejak SD, aku hampir mati konyol tau!” ujar Rini sambil mengelus – ngelus dadanya. “Ya, sorry deh, aku janji ga akan ng’jahilin kamu lagi, Rin.” “ngomong – ngomong Roki dan Sunita kemana Ton ?” “itu, lagi asyik milih – milih oleh – oleh dari kapal.” jawab Anton. “Cek ileh Romantis banget ?!” ujar Evan. Obrolan mereka bertiga pun dilanjutkan sambil nunggu Roki dan Sunita. “aku dah laper banget nih, Van, Rin, aku mesen makanannya duluan ya ?” pinta Anton. “udah, nunggu Sunita ma Roki dulu, ga setia amat sih ma temen !” jawab Rini sebel. “ya udah deh.” Jawab anton. “Anton, Evan, Rini kalian disini ya rupanya pantesan dicariin kemana – mana ga ketemu…” sapa Sunita. “malah kami tau..yang nungguin kalian berdua milih – milih oleh – oleh, emang beli apaan sih kok lama amat ?” “ini lo Rin, kami beli Dodol asli Garut Jabar.” jawab Roki “Oh, enak tu Rok, boleh minta satu bungkus ga, buat kita makan di jalan nanti ?” pinta Rini. “ini diambil aja semuanya, ga apa – apa kok, ntar aku beli lagi, masih banyak kok di jual.” Sambil Roki memberi ke tangan Rini. “Thank’s ya Rok.., kamu baik deh.” rayu Rini, Roki pun tersenyum. Tiba – tiba Anton menyela pembicaraan mereka berempat “ Kalian lupa ya, aku dah laper banget nih !” bantah Anton. “ Iya – iya sorry, yuk kita makan, sebentar lagi dah mau nyampe Bakahuni.” jawab Sunita dengan sabar menghadapi temannya yang selalu lapar itu, karena dia terkenal dari kecil tukang makan. Mereka dengan asyik makan sambil ngobrol tentang kehidupan nenek Roki di Medan. Rini tidak menceritakan hal yang dia alami tadi pada Anton, Roki, dan Sunita, karena dia tidak mau kalau temannya berpikir yang bukan – bukan dan selain itu mungkin Roki dan Sunita tidak percaya padanya. Dua jam sudah berlalu,mereka pun akhirnya tiba di Bakahuni (Lampung).
Anton langsung menyegarkan dirinya yang sudah capek berdiri mondar – mandir dalam kapal. Tanpa dia sadari dia sudah melanggar perintah nenek penjual bensin di cirebon kemarin, dengan santainya dia menjulurkan tangannya ke atas karena sudah capek. Tiba – tiba Sunita mendapat bisikan yang suaranya serupa dengan suara yang membisikkan Rini tadi, namun ini malah sebaliknya berisi Mereka telah melanggar perintah pantas diberi hukuman dan tak ada yang selamat kembali, Tetapi ada cara untuk menghindari ini semua mereka harus mematahkan kutukan di tempat tujuan yang akan dituju. Lalu Sunita menceritakan hal ini kepada teman – temannya yang lain. Rini langsung terkejut, karena hal yang dia alami sama seperti hal yang dialami Sunita. Rini akhirnya juga menceritakan hal ini pada Sunita, Karena dia tahu bahwa Sunita pasti percaya jika ia sudah ada bukti.

BERSAMBUNG.............................................................................................................................................................................................................................
-----------------------------------------------------------------------------------
Ghost Village a Curse

task has ended semester lecture has finished, now moment it adolescent friend berlima that (is roki, evan, anton, sunita,  and rini) go on vacation to grand mother house roki at field enough far from their residence at salatiga. anton caw wants to fly, a lot of the reason. roki decide that, “kita rise car, so later until field can road – road to lake toba”, he said.
day afternoon they have left from salatiga clock 6 afternoon. reach cirebon, arrive – arrive their car strikes consequence runs petrol, evan one of [the] their friend looks for pom petrol closest. arrive – arrive evan come in contact with grand mother that sell petrol. “untung there grand mother, nek please fill in petrol saya”. “baik, berhati – your heart because death will come if after reach bakahuni later, don't once – your time cranes hand to udara”. rini doesn't care for that grand mother advice, “udah lah nek, throw away – play around with us saja”. they are berlima continue trip to field. not asa day more evening, sunita felt to feel cold at car, because ac then blow air evening. anton that drive lethal direct car ac. rini and evan lelap sleep to ignore the friend that feel cold. day morning, not asa they have reached penyebrangan peacock (banten). they wait antrean car that want menyebrang to bakahuni (float). inboard sunita think matter that submitted that old grand mother a while ago in his brain, he says, “apa petrol seller old grand mother purpose a while ago. ” at level on ship, rini middle passionate see – see scenery at his vinicity immovable see mount krakatau big, arrive – arrive disturbed by strange voice that resembles that old grand mother voice a while ago. that voice says, “ingat, if until you break command whom i give, you will know finally and you will not return safely. ” rini startled hear that voice. rini soon inform evan, “van, a while ago i heard strange voice from mount krakatau. ” “a, may be that only feeling you aja time, don't too mempikirkan”. said evan. rini permanent dispute, “tapi, van? ”. “udah ga take care pake but – but come on we now are having lunch at ship canteen. ” rini still not yet estimate matter just now he is natural. at heart he says, “iya this is may be only my presentiment.evan and rini have lunch at ship canteen. rini tell in evan, “ van, i am ga finished to think, why yes petrol seller old grand mother a while ago tell so in we? ”. “mungkin grand mother a while ago only aim to advise us, rin. ” arrive – arrive after evan and rini passionate chat, from hind rini there megang, “wah, …. hi…hi…hh. ” make rini almost faint saking kejutnya. “oh obvious anton friend ignorantest since sd, i am at the point of death foolish tau! ” said rini while mengelus – ngelus the breast. “ya, sorry deh, i am promise ga ng’jahilin you again, rin. ” “ngomong – ngomong roki and sunita where is ton? ” “itu, again passionate chosen – chosen by – by from ship. ” answer anton. “cek ileh romantic so? ! ” said evan. their sale items is bertiga even also is continued while nunggu roki and sunita. “a dah laper banget here, van, rin, i am mesen the food ahe yes? ” pinta anton. “udah, nunggu sunita ma roki formerly, ga loyal very sih ma temen! ” answer rini resentful. “ya udah deh. ” answer anton. “anton, evan, rini you here yes apparently pantesan mencariin where – which ga ketemu…” address sunita. “ma we are tau. . nungguin you both chosen – chosen by – by, emang buy apaan sih kok long very? ” “ini lo rin, we buy dodol original garut jabar. ” answer roki “oh, delicious tu skirt, may ask one package ga, make us eat at road later? ” pinta rini. “ini taken aja all, ga what – what kok, ntar i buy again, still many kok at sell. ” while roki give to hand rini. “thank’s yes skirt. . , you are good deh. ” persuade rini, roki even also smile. arrive – arrive anton interrupt their discussion berempat “ you forget yes, i am dah laper banget here! ” bantah anton. “ iya – iya sorry, yuk we eat, momentarily dah want nyampe bakahuni. ” answer sunita patiently face the friend always hungry that, because he is famous from little a mess. they are with passionate eat while chat about grand mother life roki at field. rini didn't narated matter whom he is natural a while ago in anton, roki,  and sunita, because he doesn't want if the friend thinks not – not and besides may be roki and sunita unconvinced to him. two clocks has expired, they are even also final arrive at bakahuni (float).
anton direct refresh self that tired stand mondar – mandir in ship. without he realized him break petrol seller grand mother command at cirebon yesterday, with the relax it him crane his arms to on because tired. arrive – arrive sunita get whisper the voice similar to voice that whisper rini a while ago, but this even on the contrary full they have broken suitable command has been given punishment and there's nothing congratulation return, but there is a way of to will avoid all these they must break a curse at receiving location that be aimed. then sunita narated this matter to friend – other the friend. rini startled direct, because matter whom he is natural same like matter that undergone sunita. rini final also narated this matter in sunita, because he has known that sunita certain believe if he there [are] proof.
ARTICULATE.........................................................................
....................................................................................

No comments: